Senin, September 14, 2009

Ditemukan, Rumah Ibadah Tertua

Jakarta- Rencana membangun sebuah hotel dengan 122 kamar tertunda, setelah arkeolog mengatakan mereka telah menemukan salah satu rumah ibadat tertua di dunia.

Situs di Israel Utara itu ditemukan secara tidak sengaja dalam sebuah penggalian konstruksi untuk sebuah hotel di dekat laut Galia dan dipercaya berasal dari antara abad 50SM hingga 100SM.

Di tengah-tengah rumah ibadat, tepatnya di ruang utama seluas 120 m2,seorang arkeolog menemukan sebuah batu ukir yang tak lazim dengan tujuh cabang Menorah. “Kami sedang menghadapi penemuan yang menyenangkan dan unik,” kata Direktur Penggalian dan Barang Antik Israel, Dina Avshalom-Gorni.

Menurut Avshalom-Gorni ukir-ukiran Menorah yang pertama kali ditemukan berasal dari periode Romawi awal yang mengatakan situs ini berasal dari periode yang sama dengan enam lokasi sinagoga lainnya.

Ia kemudian mengatakan sinagoga dari periode ini sangat langka, karena pada masa itu orang Yahudi lebih suka mengunjungi tempat ibadat utama di Yerusalem sebanyak tiga kali setahun sebagai bentuk protes terhadap rumah ibadah setempat.

Avshalom-Gorni mengemukakan bahwa ukiran menorah tersebut dibuat oleh seorang seniman yang sering mengunjungi tempat ibadat utama di Yerusalem, yang juga dikenal sebagai bait suci kedua, tempat yang dipercayai akan keberadaan menorah yang sesungguhnya.

Disamping batu berukir, Avshalom-Gorni mengatakan mereka juga menemukan lukisan dinding dengan warna yang “hidup”.

Sinagoga tersebut ditemukan di daerah bernama Migdal, sebuah pemukiman yang sangat bersejarah di sepanjang laut Galia, yang dikatakan peneliti sebagai daerah yang disebut dalam teks kuno bangsa Yahudi. Daerah itu memiliki peranan penting pada masa yang dikenal sebagai revolusi besar bangsa Yahudi terhadap kekuasaan kerajaan Romawi.

Jose Miguel Abat, seorang perwakilan hukum dari perusahaan konstruksi, Ark New Gate, mengatakan perusahaan sangat senang mendengar berita tersebut dan berencana untuk membangun pusat kegiatan multi budaya dan multi-religi di lokasi.

"Kami yakin penemuan ini akan menarik wisatawan dari dalam dan luar Israel,” Abat mengatakan dalam pernyataannya.

0 komentar: